_1740748768697.png)
Mpox: Pandemi Baru? Pahami Gejala dan Pencegahannya
RH
dr. Yudo Irawan, Sp.D.V.E., Subsp. Ven., FINSDV
23 July 2024
Mpox: Masalah Kesehatan Global
Mpox yang sebelumnya disebut cacar monyet (monkey pox), telah menjadi masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada monyet pada tahun 1958 dan disebabkan oleh virus monkeypox (MPXV). Mpox memiliki beberapa varian, yaitu Clade I (Ia dan Ib) serta Clade II (IIa dan IIb). Mpox sempat dinyatakan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) oleh WHO pada 23 Juli 2022. Sejak Januari 2022, WHO mencatat 102.997 kasus mpox terkonfirmasi dan 223 kematian. Pada Juli 2024, terjadi peningkatan 8,8% dalam kasus baru, sehingga WHO kembali menetapkan status PHEIC untuk mpox pada 14 Agustus 2024. Di Indonesia, total 88 kasus terkonfirmasi ditemukan sejak 2022. Keseluruhan kasus disebabkan oleh Clade IIb dan dinyatakan sembuh.
Penularan Mpox
Mpox menyebar terutama melalui kontak langsung dengan orang terinfeksi, seperti sentuhan, kontak seksual, berciuman, serta berbicara jarak dekat dalam waktu yang lama (melalui partikel saluran napas). Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui benda yang terkontaminasi (misalnya: pakaian, seprai, selimut, atau jarum pada tenaga kesehatan dan pembuatan tato). Seorang ibu hamil juga dapat menularkan virus tersebut ke janin yang dikandungnya. Terutama di negara endemik, penularan juga dapat terjadi melalui gigitan, cakaran, atau mengonsumsi daging hewan liar.
Kelompok Berisiko Tertular Mpox
Berdasarkan WHO, ada beberapa kelompok orang yang lebih berisiko tertular Mpox, yaitu orang yang kontak dengan individu terinfeksi, tenaga kesehatan yang menangani kasus mpox, orang dengan pasangan seks multipel, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), pekerja seks komersil, orang dengan penurunan imunitas (imunokompromais), serta orang yang baru pulang dari daerah endemis.
Gejala Mpox
Gejala mpox mirip dengan cacar air. Biasanya didahului demam, nyeri otot, sakit kepala, dan ruam kulit. Gejala khas yang membedakan dengan cacar adalah pembesaran kelenjar getah bening. Gejala ini biasanya timbul 5-21 hari setelah paparan virus. Ruam dimulai dengan bintik merah seperti cacar, berubah menjadi lepuh berisi cairan bening, kemudian menjadi berisi nanah, yang selanjutnya pecah dan mengering membentuk keropeng kehitaman. Ruam dapat ditemukan di seluruh tubuh, bahkan mulut. Namun, yang cukup khas adalah ruam di kedua telapak tangan dan kaki, serta di sekitar kemaluan.
Pencegahan Mpox
Beberapa langkah telah diperkenalkan untuk pencegahan mpox. Pertama, masyarakat dianjurkan untuk tetap mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dengan air dan sabun. Penggunaan alat pelindung diri (APD) juga tetap dianjurkan, terutama bagi tenaga kesehatan. Kedua, masyarakat dianjurkan untuk menghindari kontak erat, baik secara langsung maupun dengan barang terkontaminasi oleh individu terinfeksi. Ketiga, karena adanya penularan melalui hubungan seksual, dianjurkan untuk tidak berganti-ganti pasangan seksual dan menggunakan pengaman. Keempat, dianjurkan memasak makanan dengan benar sebelum dikonsumsi, terutama daging.
Vaksinasi dan Pengendalian Mpox
Vaksinasi juga telah digalakkan oleh pemerintah untuk pencegahan mpox. Vaksin ini sudah tersedia khusus untuk kelompok berisiko terlebih dahulu, termasuk individu yang kontak, tenaga kesehatan, LSL, dan orang dengan HIV (ODHIV). Ikuti panduan penyedia layanan kesehatan atau otoritas kesehatan masyarakat nasional saat didiagnosis dengan Mpox. Ikuti langkah-langkah pengendalian pencegahan infeksi untuk menghentikan penularan, termasuk isolasi individu yang terinfeksi. Bantu memerangi misinformasi mengenai mpox dengan membagikan informasi dari sumber yang akurat dan terpercaya.
- Satu
- Dua
- Tiga
- Satu
- Dua
- Tiga